Cermat Belanja Online
Afiqa suka sekali belanja. Apalagi setelah di ponselnya terpasang banyak aplikasi belanja. Bahkan sekedar pin kertas juga dibelinya
online. Ini membuat kembarannya, Aqila gerah. Dia merasa Afiqa menjadi lebih boros. Aqila mencoba menyampaikan ini pada Afiqa. Tapi rupanya tidak mempan. Aqila kemudian bilang pada ibu. Ternyata, ibu juga merasakan hal yang sama.
Esoknya, ibu menasihati Afiqa. Namun Afiqa tetap belum berubah. Menurutnya, dengan belanja
online harganya lebih murah. Selain itu menurutnya juga lebih hemat. Tidak perlu keluar rumah, tinggal pencet saja. Bahkan, kadangkala dia bisa mendapat bonus dari toko
online yang dia borong.
***
Siang itu menjelang lebaran, paket pesanan Afiqa mulai berdatangan. Kali ini nampaknya Afiqa jera. Ada salah satu paket yang menurutnya tidak sesuai dengan gambar. Afiqa terdiam, memendam kecewa. Dia mengembalikan paket itu. Dia juga memberikan beberapa kalimat yang kurang pas di media sosial pemilik toko. Afiqa merasa puas.
***
Toko
online itu merasa keberatan. Mereka menyampaikan sepucuk surat. Afiqah dituntut meminta maaf dan menghapus
review yang terlanjur tersebar. Pemilik toko berniat memperkarakan isi
review tersebut. Menurutnya, apa yang disampaikan Afiqa tidak benar seutuhnya. Ternyata dalam
chatnya, mereka sudah mengatakan bahwa barang yang diminta sudah habis. Kemudian mereka memberi penawaran diganti dengan barang lain. Afiqa kurang cermat. Dia mengiyakan saja apa yang disampaikan toko tersebut.
***
Dengan bujukan ibu, akhirnya Afiqa melakukan itu. Di kamarnya, Afiqa merenungi kejadian ini. Dia mengingat nasihat ibunya beberapa waktu yang lalu ternyata benar. Dibalik kemudahan dalam melakukan belanja
online, kita tetap harus berhati-hati dan cermat dalam melakukannya.